Jumat, 04 November 2011

akibat pertambangan liar

Sebanyak 41 daerah aliran sungai (DAS) di wilayah pantura Jawa Tengah bagian barat, meliputi Kabupaten Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Tegal, dan Kota Pekalongan rusak. Hal tersebut sebagai dampak penebangan dan penambangan galian C secara liar, serta pembukaan lahan pertanian yang tidak terkoordinir. Kerusakan DAS secara tidak langsung menyebabkan kerusakan palung atau tebing sungai, yang berisiko menimbulkan banjir bandang.
 
Demikian disampaikan Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Pemali Comal, Purwadi melalui Kepala Seksi Pengendalian dan Pendayagunaan, Pangestu Yudhowono, Senin (19/1). Menurut Pangestu, semua DAS di wilayah pantura mengalami kerusakan. Tingkat kerusakan bervariasi, antara 20 hingga 50 persen. Kerusakan terparah terjadi di wilayah Brebes, di antaranya DAS Pemali.
Dari tahun ke tahun, kerusakan DAS semakin luas. Hal tersebut juga sebagai dampak meningkatnya kebutuhan ekonomi masyarakat, yang mengakibatkan meningkatnya aktifitas penebangan dan penambangan liar.
Pangestu mengatakan, kerusakan DAS mengakibatkan debit air terlalu besar, sehingga merusak palung atau tebing sungai. Saat ini, puluhan tebing sungai di wilayah pantura dalam kondisi kritis, sehingga rawan longsor pada musim hujan.
Kerusakan DAS juga mengakibatkan sedimentasi di bagian hilir atau wilayah bawah, erosi di bagian hulu, serta meningkatnya deviasi debit pada musim penghujan dan kemarau. "Kalau hujan air melimpah, sementara kalau kemarau mata air kering kerontang," ujarnya.
Upaya perbaikan DAS dilakukan dengan gerakan nasional kemitraan penyelamatan air (GNKPA). Program tersebut dilakukan di tiap-tiap daerah melalui reboisasi, konservasi, dan kegiatan stimulan.
Dampak kerusakan DAS diakui oleh Sekretaris Perkumpulan Petani Pengguna Air Kecamatan Wanasari, Brebes, Heri Wahyani. Menurut dia, saat ini sungai dan jaringan mengalami sedimentasi. Akibatnya pada musim kemarau, ketersediaan air tidak memadai sehingga pe tani harus menyedotnya dengan pompa air. Sementara pada musim penghujan, air mudah meluap dan membanjiri sawah.  
Peringatan Dini
Memasuki musim penghujan, BPSDA telah menyiapkan peringatan dini pada tiap-tiap bendung, guna mengantisipasi terjadinya banjir. Menurut Pangestu, pihaknya juga menyelenggarakan piket banjir. Piket hingga bulan Maret, dengan jumlah personel 52 orang, katanya.
BPSDA Pemali Comal juga telah membagikan 2.000 karung plastik kepada masing-masing satuan kerja. Selain itu, persediaan karung yang belum dibagikan masih mencapai 15.000 unit.
Selama musim penghujan tahun ini, banjir yang diakibatkan meluapnya sungai belum terjadi. Banjir terjadi pada daerah retensi atau daerah yang memang sudah menjadi langganan, seperti Kecamatan Margadana, Kota Tegal dan Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tutorial Blog

Katanya Temen Nih

Site Info

Friend Link

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
mendripsikan tentang pertambangan
Lihat profil lengkapku

Reader Community